STABILITAS GLUKOSA DALAM LARUTAN NUTRISI PARENTELAR BERBAGAI KONDISI PENYIMPANAN

  • Kode Repository : SKK29/RIZ/21
  • NPM : 062117033
  • Nama : Rizka Ramadhianti
  • Pembimbing 1 : -Dr.Ade Heri Mulyati M.Si
  • Pembimbing 2 : -Siti Warnasih M.Si
  • Abstrak : -STABILITAS GLUKOSA DALAM LARUTAN NUTRISI PARENTERAL PADA BERBAGAI KONDISI PENYIMPANAN Rizka Ramadhianti Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia Abstrak Kekurangan nutrisi atau gizi dapat diartikan sebagai keadaan seseorang dalam kondisi normal atau tidak sedang berpuasa dapat beresiko penurunan berat badan akibat kekurangan asupan nutrisi yang digunakan dalam proses metabolisme. Terdapat beberapa metode dalam pemberian dukungan nutrisi yaitu secara oral atau enteral dan secara parenteral. Salah satu yang dapat digunakan sebagai nutrisi parenteral ialah lautan glukosa. Larutan glukosa biasa digunakan sebagai salah satu larutan nutrisi yang bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi atau energi baik total atau parsial secara parenteral khususnya kepada pasien pasca trauma. Kandungan glukosa dalam larutan nutrisi parenteral dapat mengalami penurunan akibat perubahan kondisi penyimpanan. Oleh karena itu, sebelum produk dapat dipasarkan dan digunakan secara luas terdapat persyaratan yang harus dipenuhi, tercantum pada ICH (The International Council for Harmonisation of Technical Requirements for Pharmaceuticals for Human Use) salah satu persyaratan dalam pedoman kualitasnya yaitu pengujian stabilitas. Pengujian stabilitas dilakukan pada larutan nutrisi parenteral dengan kandungan glukosa 6%, 12%, dan 20% dengan 3 suhu penyimpanan yaitu 25oC ± 2oC (penelitian jangka panjang), 30oC ± 2oC (penelitian menengah), dan 40oC ± 2oC (penelitian dipercepat). Kadar glukosa dalam sampel akan dianalisa pada waktu sampel awal (initial), 3 bulan dan 6 bulan setelah disimpan pada masing – masing suhu penyimpanan. Pengujian stabilitas pada sampel meliputi uji organoleptik, derajat keasaman menggunakan pH meter, kadar glukosa menggunakan KCKT, dan identifikasi senyawa – senyawa degradan menggunakan KCKT. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan suhu penyimpanan larutan glukosa 6%, 12%, dan 20% terbaik adalah pada 25oC ± 2oC. Dan masa kadaluarsa sampel terpanjang ialah larutan glukosa 12% pada suhu penyimpanan 25oC ± 2oC yaitu selama 12,4 bulan. Dengan senyawa – senyawa yang terbentuk dari reaksi hidrolisis glukosa dalam sampel ialah asam levulinat, asam format, dan hidroksimetilfurfural. Kata Kunci: Kekurangan Gizi, Nutrisi Parenteral, Stabilitas, Glukosa Abstract
  • Program Studi : Kimia