Propil Disolusi Ektrak Daun Salam (Syzygium Polyanthum),Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomun Burmanni ),Dan Kayu Seceng (Caesalpinia Sappan ) Tanpa Dan Dengan Penambahan Polisorbat 80

  • Kode Repository : SKF103/ZAH/22
  • NPM : 066117327
  • Nama : Zahara Youlanda Usman
  • Pembimbing 1 : -apt. Erni Rustiani, M.Farm
  • Pembimbing 2 : -apt. Novi Fajar Utami, M.Farm
  • Abstrak : -Zahara Youlanda Usman 066117327 PROFIL DISOLUSI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum), KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii), DAN KAYU SECANG (Caesalpinia sappan) TANPA DAN DENGAN PENAMBAHAN POLISORBAT 80 PROFIL DISOLUSI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum), KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii), DAN KAYU SECANG (Caesalpinia sappan) TANPA DAN DENGAN PENAMBAHAN POLISORBAT 80 DISSOLUTION PROFILE EXTRACT OF BAY LEAF (Syzygium polyanthum), CINNAMON BARK (Cinnamomum burmannii), AND SAPPAN WOOD (Caesalpinia sappan) WITHOUT AND WITH THE ADDITION OF POLYSORBATE 80 Zahara Youlanda Usman1*, Erni Rustiani2 dan Novi Fajar Utami3 1,2,3 Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan Jalan Pakuan PO BOX 452, Bogor, Indonesia, 16143 *Corresponding author e-mail: zaharayoulandausman@gmail.com ABSTRAK Profil disolusi menunjukkan ketersediaan hayati obat, yang mempengaruhi efek teraupetik dan efek toksik dari obat. Ekstrak daun salam, kulit batang kayu manis, dan kayu secang mengandung flavonoid kuersetin yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical Classification Sstem kelas II dengan kelarutan rendah tetapi permeabilitasnya tinggi. Sehingga perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan kelarutan kuersetin dengan penambahan surfaktan polisorbat 80 dalam ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profil disolusi ekstrak tanpa dan dengan penambahan polisorbat 80 serta pengaruh perbedaan medium disolusi terhadap persentase disolusi ekstrak. Medium disolusi yang diinginkan adalah buffer HCl pH 1,2 dan buffer fosfat pH 6,8. Ekstrak untuk masing-masing tanaman dibuat sebanyak 2 formula yaitu tanpa penambahan polisorbat 80 (A) dan dengan penambahan polisorbat 80 (B). Ekstrak dibuat dalam bentuk sediaan kapsul yaitu daun salam (F 1), kulit batang kayu manis (F 2), dan kayu secang (F 3). Evaluasi kapsul meliputi keseragaman bobot, waktu hancur dan disolusi. Profil disolusi kapsul ekstrak dengan penambahan polisorbat 80 dalam dapar asam klorida pH 1,2 menunjukkan persentase pelepasan flavonoid kuersetin F 1 B (32,2%), F 2 B (33,6%), dan F 3 B (28,83%). Sedangkan dalam dapar fosfat pH 6,8 pada F 1 B (33,78%), F 2 B (35,55%), dan F 3 B (36,06%). Hasil disolusi tersebut lebih tinggi dibandingkan formula ekstrak tanpa penambahan polisorbat 80 (A). Kecepatan pelepasan kuersetin dalam kapsul ekstrak ditingkankan dengan penambahan polisorbat 80. Semua formula kapsul ektrak memiliki nilai persentase pelepasan kadar kuersetin tertinggi dalam medium buffer fosfat pH 6,8 dibandingkan buffer HCl pH 1,2. Kata Kunci: Dapar, Flavonoid, Kapsul, Kuersetin, Surfaktan
  • Program Studi : Farmasi