Kajian Perbedaan Pelarut Pada Daun Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Kadar Tanin

  • Kode Repository : SKF91/SRI/19
  • NPM : 066115035
  • Nama : Sri Utami Noor Afrianty Lestari
  • Pembimbing 1 : -Dra. Bina Lohita Sari, M.PD, M.Farm, Apt
  • Pembimbing 2 : -Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt
  • Abstrak : -KAJIAN PERBEDAAN PELARUT PADA DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP KADAR TANIN 1Sri Utami Noor Afrianty Lestari, 2Bina Lohita Sari dan 3Novi Fajar Utami. 1,2,3 Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan. Email: utami.sriutami896@gmail.com ABSTRAK Tanaman sukun (Artocarpus altilis) sudah sejak lama digunakan sebagai tanaman obat tradisional oleh masyarakat pedesaan. Daun sukun banyak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin, polifenol, tanin, fenol, dan flavonoid. Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang mempunyai beberapa khasiat seperti astringent, anti diare, antibakteri dan antioksidan. Dalam bidang industri tanin digunakan sebagai penyamak kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar tanin daun sukun berdasarkan perbedaan pelarut (metanol, etanol dan etil asetat) dengan metode soxhletasi. Penentuan kadar tanin ekstrak daun sukun dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan serapan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penetapan kadar tanin ekstrak metanol, etanol dan etil asetat daun sukun adalah 5,1891% ± 0,2529 ; 4,7214% ±0,1689; 3,9009% ±0,0094. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan kadar tanin dimana semakin polar pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi maka kadar tanin akan mengalami peningkatan. Kata kunci: Daun sukun, tanin, spektrofotometri UV-Vis
  • Program Studi : Farmasi