Aktivitas Antibakteri Shigella Dysenteriae Dari Daun Jeruk Bali (Citrus Maxima) Berdasarkan Perbedaan Metode Ekstraksi
Kode Repository :SKF29/AND/19
NPM :066115254
Nama :Eki Andaresta
Pembimbing 1 :-Dr. Oom Komala MS.
Pembimbing 2 :-Novi Fajar Utami, M.Farm., Apt
Abstrak :-AKTIVITAS ANTIBAKTERI Shigella dysenteriae DARI DAUN JERUK BALI (Citrus maxima) BERDASARKAN PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI
Eki Andaresta1), Oom Komala2) dan Novi Fajar Utami3)
1,3)Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
2)Program Studi Biologi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
Email : ekiandaresta18@gmail.com
ABSTRAK
Daun jeruk bali (Citrus maxima) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan saponin. Berdasarkan beberapa penelitian, flavonoid dan saponin dapat berperan sebagai antibakteri. Berdasarkan indikasi tersebut, maka penting dilakukan penelitian tentang potensi antibakteri ekstrak daun jeruk bali (Citrus maxima) terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun jeruk bali hasil metode maserasi dan refluks terhadap Shigella dysenteriae serta menentukan kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% daun jeruk bali hasil metode maserasi dan refluks. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menentukan kadar flavonoid total ekstrak daun jeruk bali serta menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun jeruk bali hasil maserasi dan refluks yang diukur dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Diameter Daerah Hambat (DDH) terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Dari hasil penelitian didapatkan ekstrak hasil refluks sebanyak 89,9 g dengan rendemen sebesar 17,98±0,39% serta hasil maserasi sebanyak 95,45 g dengan rendemen sebesar 19,09±0,49%. Kandungan flavonoid ekstrak daun jeruk bali hasil refluks sebesar 1,49±0,01% sedangkan hasil maserasi sebesar 2,28±0,10%. Ekstrak daun jeruk bali hasil refluks dan maserasi tidak memberikan daya hambat pada konsentrasi 5% sampai 30%, KHM kedua metode ekstraksi berada pada konsentrasi 35%. DDH kedua metode ekstraksi terbesar terdapat pada konsentrasi 45% yaitu sebesar 10,92±0,08 mm pada hasil metode refluks dan 9,15±0,03 mm pada hasil metode maserasi. Kesimpulan penelitian ini yaitu ekstrak hasil refluks memberikan DDH yang lebih besar serta kadar flavonoid yang lebih tinggi.
Kata Kunci : Citrus maxima, flavonoid, maserasi, refluks, Shigella dysenteriae